Minggu, 03 Juli 2011

Pembangunan Pertanian di Makarti Jaya

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan di masa lalu pada tingkat tertentu telah berhasil memecahkan masalah tenaga kerja, kemiskinan, dan stabilitas makro ekonomi nasional dengan fokus pertanian yang merupakan salah satu sub-sistem agribisnis yaitu on-farm. Setidaknya dalam dua kali krisis yaitu tahun 1986 dan tahun 1998 pertanian tetap tegar menghadapi krisis. Akan tetapi situasi ini memunculkan masalah baru yaitu rendahnya produktifitas pertanian dan disparitas pendapatan antar sektor, sehingga ketimpangan antar sektor menjadi masalah. Dualism ekonomi juga muncul akibat kekeliruan model pembangunan masa lalu.
Membangun sistem dan usaha pertanian yang kokoh berarti membangun pertumbuhan sekaligus pemerataan sehingga terjadi keseimbangan antar sektor. Ini juga berarti menciptakan meaningful imployment di luar sektor pertanian. Sehingga beban pertanian yang terlalu berat menampung tenaga kerja dapat di atasi. Karena sebagian besar sumber daya tedapat didaerah pedesaan, maka dengan membangun sistem dan usaha pertanian (agribisnis) sekaligus juga membangun daerah, sehingga ketimpangan kota-desa teratasi. Migrasi dari desa ke kota dapat di cegah secara alami, karena kesempatan kerja tersedia di desa.
Pembangunan pertanian tidak terlepas dari pengembangan kawasan pedesaan yang menempatkan pertanian sebagai penggerak utama perekonomian. Lahan, potensi tenaga kerja, dan basis ekonomi lokal pedesaan menjadi faktor utama pengembangan pertanian. Saat ini disadari bahwa pembangunan pertanian tidak saja bertumpu di desa tetapi juga diperlukan integrasi dengan kawasan dan dukungan sarana serta prasarana yang tidak saja berada di pedesaan (baca : kota). Struktur perekonomian wilayah merupakan faktor dasar yang membedakan suatu wilayah dengan wilayah lainnya, perbedaan tersebut sangat erat kaitannya dengan kondisi dan potensi suatu wilayah dari segi fisik lingkungan, sosial ekonomi dan kelembagaan
Berangkat dari kondisi tersebut perlu disusun sebuah kerangka dasar pembangunan pertanian yang kokoh dan tangguh, artinya pembangunan yang dilakukan harus didukung oleh segenap komponen secara dinamis, ulet, dan mampu mengoptimalkan sumberdaya, modal, tenaga, serta teknologi sekaligus mampu menciptakan kesejahteraan masyarakat. Pembangunan pertanian harus berdasarkan asas ‘keberlanjutan’ yakni, mencakup aspek ekologis, sosial dan ekonomi (Wibowo, 2004).
Lokasi-lokasi transmigrasi di Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan, memiliki potensi yang cukup besar untuk dikembangkan lebih lanjut melalui percepatan pembangunan dengan konsep Kota Terpadu Mandiri. Salah satu lokasi transmigrasi di Provinsi Sumatera Selatan yang telah terpilih untuk dibangun menjadi Kota Terpadu Mandiri yaitu lokasi-lokasi transmigrasi di Kawasan Makarti, Kabupaten Banyuasin.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses pembangunan pertanian di Desa Makarti kecamatan Makarti Jaya Kabupaten Banyuasin Propinsi Sumatera Selatan ?
2. Bagaimana Peran dan Kondisi Masyarakat Transmigran dalam mempertahankan hidup dan berusaha tani di Desa Makarti kecamatan Makarti Jaya Kabupaten Banyuasin Propinsi Sumatera Selatan?
C. Tujuan
1. Mengetahui proses pembangunan pertanian di Desa Makarti kecamatan Makarti Jaya Kabupaten Banyuasin Propinsi Sumatera Selatan.
2. Mengetahui peran dan pengaruh serta perubahan kondisi usaha tani transmigran
di Desa Makarti kecamatan Makarti Jaya Kabupaten Banyuasin Propinsi Sumatera Selatan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Konsep pertanian yang berkelanjutan dapat diwujudkan dengan perencanaan wilayah yang berbasiskan sumberdaya alam yang ada di suatu wilayah tertentu. Konsep perencanaan mempunyai arti penting dalam pembangunan nasional karena perencanaan merupakan suatu proses persiapan secara sistematis dari rangkaian kegiatan yang akan dilakukan dalam usaha pencapaian suatu tujuan tertentu. Perencanaan pembangunan yang mencakup siapa dan bagaimana cara untuk mencapai tujuan dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kondisi dan potensi sumberdaya yang dimiliki agar pelaksanaan pembangunan tersebut dapat berjalan lebih efektif dan efesien.
Perencanaan pembangunan wilayah adalah suatu upaya merumuskan dan mengaplikasikan kerangka teori kedalam kebijakan ekonomi dan program pembangunan yang didalamnya mempertimbangkan aspek wilayah dengan mengintegrasikan aspek sosial lingkungan menuju tercapainya kesejahteraan yang optimal dan berkelanjutan.
Pengembangan sektor agribisnis di masa depan, khususnya menghadapi era globalisasi, akan menghadapi sejumlah tantangan besar yang bersumber dari tuntutan pembangunan ekonomi domestik, perubahan lingkungan ekonomi Interansional, baik karena pengaruh lieberalisasi ekonomi maupun karena perubahan-perubahan fundamental dalam pasar produk agribisnis internasional.
Struktur agribisnis, untuk hampir semua komoditi, dewasa ini masih tersekat-sekat. Struktur agribisnis yang tersekat-sekat ini dicirkan oleh beberapa hal yaitu : Pertama, agribisnis merupakan konsep dari suatu sistem yang integratif dan terdiri atas beberapa subsistem, yaitu (a) subsistem pertanian hulu, (b) subsistem budidaya pertanian, (c) subsistem pengolahan hasil pertanian, (d) subsistem pemasaran hasil pertanian, dan (e) subsistem jasa penunjang pertanian. Subsistem kedua, sebagian dari subsistem pertama, dan subsistem ketiga merupakan on-farm agribisnis, sedangkan subsistem lainnya merupakan off-farm agribisnis. Kedua, agribisnis merupakan suatu konsep yang menempatkan kegiatan pertanian sebagai suatu kegiatan utuh yang komprehensif, sekaligus sebagai suatu konsep untuk dapat menelaah dan menjawab berbagai permasalahan, tantangan, dan kendala yang dihadapi pembangunan pertanian. Agribisnis juga dapat dijadikan tolok ukur dalam menilai keberhasilan pembangunan pertanian serta pengembangan terhadap pembangunan nasional secara lebih tepat.
Dari berbagai definisi dan batasan konsep agribisnis di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang penting dan harus ada dalam proses pembangunan agribisnis adalah sebagai barikut : (a) agribisnis merupakan suatu sistem, sehingga semua kegiatan yang terdapat dalam sistem tersebut harus saling terkait dan tidak berdiri sendiri, (b) agribisnis merupakan alternatif bagi pengembangan strategi pembangunan ekonomi, dan (c).
Sektor pertanian mempunyai peranan yang penting dan strategis dalam pembangunan nasional. Peranan tersebut antara lain: meningkatkan penerimaan devisa negara, penyediaan lapangan kerja, perolehan nilai tambah dan daya saing, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri, bahan baku industri dalam negeri serta optimalisasi pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan. Hal ini ditunjukkan oleh besarnya kontribusi sektor pertanian terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) terutama pada masa kirisis ekonomi yang dialami Indonesia, satu-satunya sektor yang menjadi penyelamat perekonomian Indonesia pada tahun 1997-1998 hanyalah sektor agribisnis, dimana agribisnis memiliki pertumbuhan yang positif.
Disisi lain, dilihat ternyata pembangunan agribisnis mampu menunjukkan peningkatan produktivitas di sektor pertanian, hal ini menunjukkan dua hal yakni, bahwa terjadi peningkatan produktivitas pada hasil produk pertanian yang diikuti oleh perbaikan kualitas, perbaikan teknologi yang mengikutinya dan peningkatan jumlah tenaga kerja di sektor pertanian.
Pembangunan pertanian dalam kerangka pembangunan ekonomi nasional berarti menjadikan perekonomian daerah sebagai tulang punggung perekonomian nasional. Sebagai agregasi dari ekonomi daerah, perekonomian nasional yang tangguh hanya mungkin diwujudkan melalui perekonomian yang kokoh. Rapuhnya perekonomian nasional selama ini disatu sisi dan tingginya disparitas ekonomi antar daerah dan golongan disisi lain mencerminkan bahwa perekonomian nasional Indonesia dimasa lalu tidak berakar kuat pada ekonomi daerah.
Pembangunan ekonomi lokal yang berbasis pada pertanian merupakan sebuah proses orientasi, yang meletakkan formasi institusi baru, pengembangan industri alternatif, peningkatan kapasitas pelaku untuk menghasilkan produk yang lebih baik, identifikasi pasar baru, transfer ilmu pengetahuan, dan menstimulasi bangkitnya perusahaan baru serta semangat kewirausahaan.
Diharapkan dalam pembangunan ekonomi lokal, kegiatan pertanian dalam perkembangannya akan berorientasi pada pasar (konsumen) apabila terjadi penyebaran sumberdaya dan faktor produksi yang merata serta adanya biaya transportasi yang relatif murah. Orientasi pasar ini akan menunjukkan bahwa setiap lokasi dapat menghasilkan komoditi pertanian tertentu. Suatu kegiatan pertanian akan lebih dapat berkembang pada lokasi tertentu yang disebabkan oleh adanya kemudahaan bagi konsumen yang berasal dari dalam atau dari luar lokasi untuk datang ke lokasi pemasaran komoditi pertanian tersebut.
Kebijaksanaan nasional pembangunan pertanian di suatu negara tentunya tidak lepas dari pengaruh faktor-faktor eksternal, apalagi dalam era globalisasi yang di cirikan adanya keterbukaan ekonomi dan perdagangan yang lebih bebas, akan sulit ditemukan adanya kebijaksanaan nasional pembangunan pertanian yang steril dari pengaruh-pengaruh factor eksternal. Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi kebijaksanaan nasional pembangunan pertanian di Indonesia antara lain adalah; (i) kesepakatan-kesepakatan internasional, seperti WTO, APEC dan AFTA; (ii) kebijaksanaan perdagangan komoditas pertanian di negara-negara mitra perdagangan indonesia; (iii) lembaga-lembaga internasional yang memberikan bantuan kepada Indonesia terutama dalam masa krisis.
Pembangunan sektor pertanian/agribisnis yang berorientasi pasar menyebabkan strategi pemasaran menjadi sangat penting bahkan pemasaran ini semakin penting peranannya terutama menghadapi masa depan, dimana preferensi konsumen terus mengalami perubahaan. Serta, untuk memampukan sektor agribisnis menyesuaikan diri terhadap perubahan pasar, diperlukan pengembangan sumberdaya agribisnis, khususnya pemanfaatan dan pengembangan teknologi, serta pembangunan kemampuan sumberdaya manusia (SDM) agribisnis sebagai aktor pengembangan sektor pertanian.
BAB III
PELAKSANAAN & PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan
Fieldtrip ini dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 18 Juni 2011 di Kelurahan Makarti Jaya Kecamatan Makarti Jaya Kabupaten Banyuasin Propinsi Sumatera Selatan.
Sebagai responden dalam mencari data dari lapangan adalah bapak Dewa Made Arka yang berusia 52 tahun beragama Hindu yang merupakan masyarakat transmigran dari pulau dewata Bali. Sudah tahun 1970an beliau menetap di Lingkungan 3 RT. 04 RW 02. Kelurahan Makarti Jaya Kecamatan Makarti Jaya Kabupaten Banyuasin Propinsi Sumatera Selatan. Beliau merupakan kepala RT yang profesi utamanya adalah Petani padi dan pekerjaan sampingan adalah penghasil kopra.
B. Pembahasan
Dalam kondisi sulit seperti sekarang ini, guna menjamin terciptanya fundanmental ekonomi yang solid. Indonesia harus mampu mengidentifikasi sektor yang dapat menggerakkan perekonomian nasional dengan cepat. Sektor-sektor itu adalah sektor yang didukung oleh sumber daya domestik. Di antara sektor yang mengandalkan sumber daya domestik dan mempunyai peluang usaha baru adalah sektor pertanian. Oleh karena itu, sudah selayaknya investasi di sektor pertanian harus lebih di tingkatkan termasuk infrastruktur pendukungnya agar diperoleh economic return dan ditribusi income yang tinggi.
Sektor pertanian secara terpisah tidak akan mampu menjadi penggerak ekonomi masa depan. Akan tetapi, sektor pertanian dapat menjadi kekuatan yang sangat besar apabila dikombinasi dengan agroindustry, perdagangan dan jasa-jasa penunjang. Dalam keyakinan kita, yang mampu menjadi penggerak ekonomi masa mendatang adalah sektor pertanian (agribisnis), suatu sektor yang selama ini pada taraf tertentu telah berlangsung, dan sebenarnya merupakan bisnis terbesar di Indonesia tetapi selama ini terabaikan dan tidak fokus. Maka sangat strategis jika di masa mendatang kita memilih strategi besar yaitu membangun sistem pertanian yang tangguh disertai oleh usaha-usaha agribisnis untuk menggerakkan ekonomi nasional.
Dalam upaya membangun tersebut, diperlukan suatu upaya teguh, pemikiran yang jernih, intregritas, kualitas moral membangun yang memadai, kebanggaan tinggi terhadap sektor pertanian serta mau dan jujur dalam mengambil pelajaran berharga masa lalu ke arah perbaikan yang konprehensif dan konsepsional dengan pendekatan kewilayahan agar dapat tumbuh terus dan bermanfaat dalam meningkatkan kesejahteraan khususnya masyarakat tani.
Pertanian sangat berperan dalam pembangunan suatu daerah dan perekonomian dengan, pertanian harapannya mampu menciptakan lapangan pekerjaan bagi penduduk, sebagai sumber pendapatan, sebagai sarana untuk berusaha, serta sebagai sarana untuk dapat merubah nasib ke arah yang lebih baik lagi. Peranan pertanian/agribisnis tersebut dapat dilakukan dengan meningkatkan ekonomi petani dengan cara pemberdayaan ekonomi kerakyatan.
Kondisi Kelurahan Makarti Jaya Kecamatan Makarti Jaya Kabupaten Banyuasin merupakan strategis untuk bertanam padi pada lahan pasang surut dimana pinggirannya merupakan daerah aliran sungai MUSI. Rata-rata penduduk Kelurahan Makarti Jaya adalah penduduk Transmigran. Ada yang dari batak, Jawa, maupun Bali. Bapak Dewa Made Arka telah bertahan sekitar 40 tahunan di Kelurahan Makarti Ini. Perkembangan pembangunan pertanian telah dirasakan beliau. Seiring kemajuan teknologi semakin maju pula tingkat pemberdayaan di petani kelurahan Makarti Jaya ini. Hal ini merupakan penerapan dari konsep pembangunan pertanian yang lebih baik.
Namun disamping konsep pembangunan pertanian, masih banyak permasalahan yang dihadapi terutama sektor pertanian, terutama masalah kemiskinan, rendahnya produktivitas, rendahnya SDM, masih lemahya posisi tawar petani, ketidakadaannya kelembagaan yang mendukung usaha tani pelaku pertanian, dan masih kurangnya atau lemahnya sistem pasar komoditi produk pertanian, dan kurang diserapnya hasil komodit dengan baik akibat infrastruktur yang masih kurang memadai.
Permasalahan ini tentunya, menjadi kendala sekaligus tantangan yang harus dihadapi oleh pengambil kebijakan. Sehingga dengan demikian diharapkan nantinya sektor pertanian mampu menjadi penggerak perekonomian di pedesaan dan negara.

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
• Pembangunan pertanian tidak terlepas dari pengembangan kawasan pedesaan yang menempatkan pertanian sebagai penggerak utama perekonomian. Lahan, potensi tenaga kerja, dan basis ekonomi lokal pedesaan menjadi faktor utama pengembangan pertanian. Saat ini disadari bahwa pembangunan pertanian tidak saja bertumpu di desa tetapi juga diperlukan integrasi dengan kawasan dan dukungan sarana serta prasarana yang tidak saja berada di pedesaan.
• Konsep Pembangunan yang baik dan optimal dapat meningkatkan kemajuan suatu pedesaan.
• Pembangunan ekonomi yang berbasiskan kepada sektor pertanian (agribisnis) memberikan bukti dan peranan yang cukup besar dalam pembangunan perekonomian bangsa.

B. Saran
Buat Pemerintah Sekitar lebih memperhatikan lagi kondisi pertanian di daerahnya, Lebih memperdulikan nasib petani dalam posisi tawar menawar, meningkatkan produktifitas dengan cara memberi pelayanan dan keamanan, serta bersama pihak pertanian membuat lembaga yang memang di dalamnya berpihak untuk kesejahteraan petani.

DAFTAR PUSTAKA
feryanto.wk.staff.ipb.ac.id/2010/05/20/peranan-agribisnis-dalam-pembangunan-pertanian-dan-ekonomi/
http://ngenger.blogspot.com/2008_03_01_archive.html
www.pusdatarawa.or.id/wp-content/uploads/2010/01/KTMTelang.pdf

Rabu, 29 Juni 2011

PENGOLAHAN LIMBAH PABRIK SOSRO

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sumber daya adalah tulang punggung ekonomi setiap negara. Dalam menggunakan sumber daya dan mengubah perekonomian lebih baik. Dimensi pemanfaatan sumberdaya saat ini sangat jauh diharapkan. Selain itu, konsekuensi dari penggunaan sumber daya dalam hal dampak lingkungan dapat menyebabkan kerusakan serius yang melampaui daya dukung lingkungan.
Merosotnya kondisi lingkungan pada akhir-akhir ini ternyata sudah pada kondisi yang sangat memprihatinkan. Sebagai salah satu penyebabnya adalah gencarnya ekspansi industri yang digunakan sebagai dasar pembangunan, melalui perkembangan industri terbukti mampu menjawab permasalahan kemiskinan dan kesenjangan sosial, tetapi keberhasilan ini harus dibayar mahal dengan dampak negatif terhadap kelestarian lingkungan. Dampak yang muncul diantaranya adalah deteriosasi ekologis, baik yang berupa kerusakan tanah (soil depletion), penyusutan sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui (non-renewable resources), berkurangnya lahan produktif pertanian dan pengundulan hutan yang akhirnya menyebabkan musibah banjir. Pada sisi lain air semakin tercemar dan tidak layak untuk diminum, udarapun semakin terpolusi akibat meningkatnya kadar CO2 sehingga bukan hanya akan menyesakan nafas namun juga menyebabkan perubahan atmosfir. Dampak yang kemudian muncul adalah pemanasan global (global warming).
Apabila kondisi tersebut dibiarkan bukan mustahil kehidupan ekosistem alam akan rusak dan kehidupan manusia akan lebih sengsara karena alam tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan dasar bagi manusia. Kondisi inilah yang menimbulkan peningkatan kesadaran dan kepedulian lingkungan masyarakat dunia, selain itu telah melahirkan berbagai gerakan serta kampanye lingkungan sebagai reaksi atas kerusakan alam. Salah satunya adalah gerakan konsumen hijau (green consumer) yang cenderung mempengaruhi masyarakat luas untuk mengkonsumsi produk yang peduli lingkungan. Gerakan ini melahirkan persyaratan dalam perdagangan internasional seperti ecolabelling, cleaner production, dan eco-efisiensi.
Hal inilah yang dijadikan dasar bagi industri untuk peduli terhadap lingkungan, kondisi ini juga yang berpengaruh terhadap berbagai usaha yang pemanfaatan sumberdaya alam harus memperhatikan isu-isu lingkungan dalam mengelola usahanya. Tidak heran apabila bencana alam semakin dekat dan terbiasa dengan kehidupan masyakat di Indonesia. Atas nama ekonomi, alam diekploitasi tanpa memperhatikan dampak lingkungan yang dapat mengancam kehidupan manusia itu sendiri.
Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga). Dimana masyarakat bermukim, disanalah berbagai jenis limbah akan dihasilkan. Ada sampah, ada air kakus (black water), dan ada air buangan dari berbagai aktivitas domestik lainnya (grey water).
Limbah padat lebih dikenal sebagai sampah, yang seringkali tidak dikehendaki kehadirannya karena tidak memiliki nilai ekonomis. Bila ditinjau secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia Senyawa organik dan Senyawa anorganik. Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah. Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh limbah tergantung pada jenis dan karakteristik limbah.
Teh merupakan salah satu minuman yang sangat populer di dunia. Teh dibuat dari pucuk daun muda tanaman teh. Pada PT Sinar Sosro merupakan perusahaan industri yang mengolah teh yang menghasilkan output produk minuman botol. Dalam proses produksi tentu menghasilkan limbah padat dan limbah cair yang pasti mempengaruhi lingkungan sekitar.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana proses pengolahan limbah produksi pabrik PT Sinar Sosro ?
2. Bagaimana dampak pengolahan limbah terhadap lingkungan sekitar ?
C. TUJUAN
1. Mengetahui proses pengolahan limbah padat maupun cair dari proses produksi minuman teh botol pada pabrik PT Sinar Sosro.
2. Mengetahui pengaruh dan dampak hasil pengolahan limbah terhadap lingkungan sekitar.




BAB II
PEMBAHASAN

Limbah adalah segala sesuatu bahan yang tidak di pakai lagi yang seharusnya memang baik secara penanaman ataupun pembuangan ke saluran air. Air akan tercemar bila di kenai limbah domestik ataupun non domestik. Berbagai cara telah dilakukan untuk membebaskan pengaruh limbah yang merugikan, karena air merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan. Tujuan utama dari proses pengolahan limbah PT. Sinar Sosro adalah untuk memperbaiki kualitas limbah buangan dari pabrik tersebut, agar memenuhi kelayakan untuk di buang kelingkungan ( ke-ekosistem di sekitarnya) Di PT. Sinar Sosro Palembang ada 2 jenis limbah industri yang dihasilkan, Limbah padat dan limbah cair. Limbah padat berupa ampas teh dan limbah cair berupa air bekas pembersihan botol serta sebagai pendukung dalam proses produksi minuman teh botol sosro.
A. Proses Pengolahan Limbah Produksi Pabrik PT Sinar Sosro
1. Limbah Padat
Limbah padat di PT. sinar sosro palembang adalah berupa ampas teh yang dijadikan pupuk tanaman melalui proses pengolahan secara termofil. Termofil yaitu pengolahan dengan menggunakan jamur dan bakteri termofil.
Proses pengolahan limbah padat ini adalah sebagai berikut:
a. Ampas teh
Ampas teh dari sisa penyeduhan di letakkan pada bak atau tempat khusus yang telah disediakan.
b. Pendinginan
Ampas teh yang telah dibiarkan di tanah akan di dinginkan selama satu hari.
c. Penguraian
Penguraian dengan penanaman mikroorganisme pada proses ini diberikan mikroorganisme untuk menguraikan ampas the atau zatorganic.
d. Pembalikan
Setelah melalui proses di atas maka dilanjutkan dengan proses pembalikan dengan waktu seminggu sekali.
e. Kompos
Setelah pembalikan ampas the di biarkan membusuk selama 1 bulan dan kemudian akan menjadi kompos.
2. Limbah Cair
Pengolahan preatreatment
Preatreatment adalah pengolahan awal limbah cair teh yang baru di buang dari pabrik sebelum memasuki proses tahapan utama. Berikut ini adalah tahapan- tahapan pengolahan awal tersebut:
a. Screen press
Alat ini digunakan untuk menyaring, menyeleksi dan membuang kotoran- kotoran dan padatan, seperti sampah pabrik, pipet, kertas, dan lainnya dari limbah.
b. Sump pit
Sump pit adalah bak penampung sementara limbah dari screen press yang memiliki 2 unit pompa (influent pump) yan bertugas memompakan limbah ke bak equalisasi.
c. Cooling tower
Limbah cair yang masuk ke bak equalisasi oleh unit ini didinginkan terlebih dahulu.
d. Bak equalisasi dan agitator
Bak ini adalah tempat menghomogenkan kualitas dan kuantitas air limbah yang masuk ke dalam bak ini serta sebagai tempat untuk prosesasi difikasi melalui fermentasi. Untuk mempercepat homogenisasi maka digunakan agitator. Penambahan bahan nutrisi juga di lakukan untuk makanan bakteri yaitu pupuk urea atau sumber nitrogen dan pupuk super phosphate (sumber posfat).
Pengolahan Limbah secara aerobic
a. Bak Aerasi
Limbah yang keluar dari proses anaerobic memiliki kualitas limbah yang begitu baik, sehingga bak ini terjadi proses penyempurnaan. Limbah mengalami pengolahan oleh bakteri lumpur aerob, dimana baktteri pengolah materi-materi sisa yang terbiodegradasi pada proses aerobic menjadi CO2 dan sel bakteri baru.
b. Final clarifier
Pada bak ini prosesnya adalah pengendapan dimana Activated ludge dipisahkan dari air limbah yang bersih, lumpur aktif yang mengendap disirkulasi ke bak aerasi, ataupun bila di perlukan disirkulasi kembali ke bak equalisasi. Kotoran-kotoran yang melayang tersapu masuk ke bak effluent untuk di buang, sementara itu, air limbah bersih mengalir secara overflow ke kolam indikator.
c. Kolam indikator
Pada kolam ini diisikan dengan ikan sebagai indikatorkualitas air. Setelah dialirkan ke kolom indikator, air di buang ke saluran pembuangan seperti selokan atau sungai.
Dari proses tersebut dapat terlihat sesuai lampiran bahwa air yang kotor dibuang kembali ke alam dalam keadaan bersih dengan proses pengolahan yang baik.
B. Dampak Pengolahan Limbah terhadap Lingkungan Sekitar
Adapun peran PT Sinar Sosro peduli terhadap lingkungan merupakan filosofi PT ini sehingga PT Sinar Sosro ramah lingkungan yang mengolah semua limbah menjadi bermanfaat. Bahkan menciptakan taman serta kebun karet dan kebun singkong dan kolam Ikan.
















BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
• Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga).
• PT. Sinar Sosro Palembang ada 2 jenis limbah industri yang dihasilkan, Limbah padat dan limbah cair. Limbah padat berupa ampas teh dan limbah cair berupa air bekas pembersihan botol serta sebagai pendukung dalam proses produksi minuman teh botol sosro.
• Pengolahan limbah yang baik akan menghasilkan lingkungan yang baik.
B. Saran
Buat PT Sinar Sosro supaya kedepannya lebih memperbanyak menanam pohon dengan pupuk hasil pengolahan limbah, supaya udara semakin sejuk di lingkungan sekitar dan juga bila perlu membuat agrowisata alam.


DAFTAR PUSTAKA

http://tobirin.blog.unsoed.ac.id/2010/05/17/analisis-sosial-ekonomi-dalam-kajian-dampak-lingkungan-pemanfaatan-potensi-tanah-liat-di-desa-lumbir-kabupaten-banyumas/
http://www.scribd.com/doc/53386502/23/Pengolahan-limbah-padat

Minggu, 12 Juni 2011

PEMBANGUNAN PERTANIAN

1. Apa yang anda ketahui dari sawah pasang surut, tadah hujan, irigasi dan sawah lebak, jelaskan menurut anda?
Jawab :
Sawah Pasang Surut
Sawah yang pengairannya tergantung pada air sungai yang dipengaruhi oleh pasang surutnya air laut. Lahan pasang surut adalah lahan yang pada musim penghujan (bulan desember-mei) permukaan air pada sawah akan naik sehingga tidak dapat di tanami padi. Pada musim kemarau (bulan juli-september) air permukaan akan surut yang mana pada saat itu tanaman padi sawah baru dapat ditanam (pada lokasi yang berair).
Sawah Tadah Hujan
Sawah tadah hujan adalah sawah yang sumber air utamanya berasal dari curah hujan. Sawah tadah hujan adalah sawah yang pengairannya hanya mengharapkan dari turunnya hujan sedangkan sawah pengairan adalah sawah yang pengairannya dari sumber air di sekitar persawahan tersebut baik dari mata air yang ada di sekitar sawah, dam kecil atau dari sungai-sungai kecil atau besar yang melintasi sawah tersebut.
Sawah Irigasi
Sawah Irigasi adalah sawah yang sumber air utamanya berasal dari air irigasi. Berdasarkan pengairannya lahan sawah dibedakan atas berbagai macam salah satunya adalah Sawah Berpengairan (Irigasi) yaitu lahan sawah yang memperoleh pengairan dari sistem irigasi, baik yang bangunan penyadap dan jaringan-jaringannya diatur dan dikuasai dinas pengairan PU maupun dikelola sendiri oleh masyarakat.
Lahan sawah irigasi terdiri atas :
Sawah Irigasi Teknis
Sawah yang memperoleh pengairan dimana saluran pemberi terpisah dari saluran pembuang agar penyediaan dan pembagian irigasi dapat sepenuhnya diatur dan diukur dengan mudah. Jaringan seperti ini biasanya terdiri dari saluran induk, sekunder dan tersier. Saluran induk, sekunder serta bangunannya dibangun, dikuasai dan dipelihara oleh Pemerintah.

Sawah Irigasi Setengah Teknis
Sawah berpengairan teknis akan tetapi pemerintah hanya menguasai bangunan penyadap untuk dapat mengatur dan mengukur pemasukan air, sedangkan jaringan selanjutnya tidak diukur dan dikuasai pemerintah.
Sawah Irigasi Sederhana
Sawah yang memperoleh pengairan dimana cara pembagian dan pembuangan airnya belum teratur,walaupun pemerintah sudah ikut membangun sebagian dari jaringan tersebut (misalnya biaya membuat bendungannya).
Sawah Lebak
Sawah rendahan yang tergenang secara periodik sekurang-kurangnya tiga sampai enam bulan secara kumulatif dalam setahun, dan dapat kering atau lembab tiga bulan secara komulatif dalam setahun. Lahan lebak yang berpotensi sebagai sawah lebak banyak dijumpai di seluruh nusantara tersebar di pulau sumatera dan Kalimatan yang mempunyai banyak sungai dan berpeluang baik. Berdasarkan jenisnya, sawah lebak termasuk dalam sumberdaya alam hayati (biotik). Berdasarkan sifat/kelestariannya, sawah lebak termasuk dalam sumberdaya alam terbaharukan (renewable resources). Sedangkan berdasarkan tempatnya, sawah lebak tergolong sumberdaya alam di darat. Adapun berdasarkan potensi penggunaannya, sawah lebak termasuk sumberdaya ruang.

2. Jelaskan menurut anda mengapa pembangunan pertanian penting di indonesia khususnya pada sawah dan apakah ada hubungan antara pembangunan pertanian dengan tingkat kesejahteraan!
Jawab :
Pembangunan pertanian dapat didefinisikan sebagai suatu proses perubahan sosial. Implementasinya tidak hanya ditujukan untuk meningkatkan status dan kesejahteraan petani semata, tetapi sekaligus juga dimaksudkan untuk mengembangkan potensi sumberdaya manusia baik secara ekonomi, sosial, politik, budaya, lingkungan, maupun melalui perbaikan (improvement), pertumbuhan (growth) dan perubahan (change).
Revolusi hijau lestari (RHL) akan lebih mengarah kepada pengembangan lahan sub optimal yang mencakup lahan kering, sawah tadah hujan (STH) dan sawah pasang surut serta lahan rawa lebak. Pengembangan lahan sub optimal akan menjadi alternatif pengadaan pangan masa depan karena lahan sawah subur banyak beralih fungsi untuk kepentingan non pertanian. Tantangan untuk pemenuhan kebutuhan kepentingan pangan masa depan akan semakin berat karena laju tingkat produktivitas lahan sawah irigasi juga cenderung menurun dan penduduk semakin bertambah.
Syarat pokok pembangunan pertanian meliputi: (1) adanya pasar untuk hasil-hasil usahatani, (2) teknologi yang senantiasa berkembang, (3) tersedianya bahan-bahan dan alat-alat produksi secara lokal, (3) adanya perangsang produksi bagi petani, dan (5) tersedianya pengangkutan yang lancar dan kontinyu. Adapun syarat pelancar pembangunan pertanian meliputi: (1) pendidikan pembangunan, (2) kredit produksi, (3) kegiatan gotong royong petani, (4) perbaikan dan perluasan tanah pertanian, dan (5) perencanaan nasional pembangunan pertanian. Dalam hal ini antara pembangunan dan kesejahteraan mempunyai hubungan yang erat. Semakin berkembang pembangunan pertanian semakin sejahtera masyarakat.
Penggunaan pertumbuhan PDB sebagai insikator kesejahteraan makro hasilnya tidak sejalan dengan penggunaan pangsa pengeluaran pangan sebagai indikator mikro untuk melihat tingkat kesejahteraan. Secara makro, pangsa PDB pertanian yang relatif kecil masih menanggung beban menyerap angkatan kerja dalam pangsa yang relatif besar sehingga produktivitasnya menjadi rendah. Secara mikro kondisi ini terlihat secara konsisten bahwa rumah tangga nonpertanian lebih sejahtera dibandingkan rumah tangga pertanian baik di desa maupun di kota, serta pada kelompok dengan pendapatan yang sama.
Pemerataan pembangunan tidak hanya akan meningkatkan kesejahteraan penduduk diberbagai lapisan, tetapi dapat juga mengurangi permasalahan sosial dan politik akibat meningkatnya migrasi ke kota besar di Jawa dan Bali, serta meningkatnya ketahanan pangan melalui peningkatan produksi pangan untuk meningkatkan pendapatan penduduk pedesaan.

3. Jelaskan definisi pertanian berkelanjutan pada pembangunan pertanian sawah irigasi berkelanjutan dan ceritakan mengapa ada pertanian berkelanjutan!
Jawab :
Pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture) adalah pemanfaatan sumber daya yang dapat diperbaharui dan sumberdaya tidak dapat diperbaharui (unrenewable resources), untuk proses produksi pertanian dengan menekan dampak negatif terhadap lingkungan seminimal mungkin. Keberlanjutan yang dimaksud meliputi : penggunaan sumberdaya, kualitas dan kuantitas produksi, serta lingkungannya. Proses produksi pertanian yang berkelanjutan akan lebih mengarah pada penggunaan produk hayati yang ramah terhadap lingkungan. Sebagai Negara agraris seharusnya sektor pertanian diprioritaskan lebih dulu, jika industrialisasi akan dilakukan. Keberhasilan sektor industri tergantung dari suatu pembangunan pertanian yang dapat menjadi landasan pertumbuhan ekonomi.
Sektor pertanian telah dan terus dituntut berperan dalam perekonomian nasional melalui pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB), perolehan devisa, penyediaan pangan dan bahan baku industri, pengentasan kemiskinan, penyedia lapangan kerja dan peningkatan pendapatan masyarakat. Selain kontribusi langsung, sektor pertanian juga memiliki kontribusi yang tidak langsung berupa efek pengganda (multiplier effect), yaitu keterkaitan input-output antar industri, konsumsi dan investasi.
Dampak pengganda tersebut relatif besar sehingga sektor pertanian layak dijadikan sebagai sektor andalan dalam pembangunan ekonomi nasional. Oleh karena itu sangatlah tepat bila salah satu agenda pembangunan ekonomi dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) adalah Revitalisasi Pertanian. Pada masa krisis, sektor pertanian terbukti lebih tangguh bertahan dan mampu pulih lebih cepat dibanding sektor-sektor lain, sehingga berperan sebagai penyangga pembangunan nasional. Peran tersebut terutama dalam penyediaan kebutuhan pangan pokok, perolehan devisa, penyedia lapangan kerja, dan penanggulangan kemiskinan. Sektor pertanian juga menjadi andalan dalam mengembangkan kegiatan ekonomi perdesaan melalui pengembangan usaha berbasis pertanian. Dengan pertumbuhan yang terus positif secara konsisten, sektor pertanian berperan besar dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional.
Pada periode pemulihan pasca krisis, pembangunan pertanian telah menunjukkan perkembangan yang signifikan. Secara umum, sektor pertanian telah mampu melepaskan diri dari ancaman keterpurukan yang berkepanjangan, terlepas dari ancaman kontraksi berkelanjutan dan melepaskan diri dari perangkap “spiral pertumbuhan rendah” dan bahkan telah berada pada fase percepatan pertumbuhan menuju pertumbuhan berkelanjutan. Keberhasilan tersebut tidak lepas dari kebijakan dan pelaksanaan program pembangunan pertanian pada periode tahun 2000-2004 yang memfokuskan pada upaya mengatasi dampak krisis, melalui implementasi Pembangunan Sistem dan Usaha Agribisnis sebagai Grand Strategy pembangunan pertanian. Namun, terlepas dari keberhasilan yang telah dicapai, tantangan pembangunan pertanian saat ini dan mendatang dirasakan semakin berat.
4. Berdasarkan ketinggian dan lamanya genangan lahan rawa lebak dapat dibagi dalam 3 tipologi, sebutkan dan jelaskan 3 tipologi tersebut!
Jawab :
Berdasarkan tinggi dan lama genangan airnya, lahan rawa lebak dikelompokkan menjadi 3, yaitu :
1) Lahan lebak dangkal adalah lahan lebak yang tinggi genangan airnya kurang dari 50 cm selama kurang dari 3 bulan.
2) Lahan lebak tengahan adalah lahan lebak yang tinggi genangan airnya 50-100 cm selama 3-6 bulan.
3) Lahan lebak dalam adalah lahan lebak yang tinggi genangan airnya lebih dari 100 cm selama lebih dari 6 bulan.
Lahan lebak dangkal umumnya mempunyai kesuburan tanah yang lebih baik, karena adanya pengkayaan dari endapan lumpur yang terbawa luapan air sungai. Lahan lebak tengahan mempunyai genangan air yang lebih dalam dan lebih lama daripada lebak dangkal, sehingga waktu surutnya air juga lebih belakangan. Oleh karena itu, masa pertanaman padi pada wilayah ini lebih belakang daripada lebak dangkal. Lahan lebak dalam letaknya lebih dalam yang pada musim kemarau dengan iklim normal umumnya masih tergenang air dan ditumbuhi oleh beragam gulma terutama jenis Paspalidium, sehingga wilayah ini merupakan reservoir air dan sumber bibit ikan perairan bebas. Lahan ini umumnya jarang digunakan untuk usaha tanaman, kecuali pada areal yang periode tidak tergenang airnya lebih dari 2 bulan atau bila terjadi kemarau panjang.
5. Apa saja kendala yang ada pada sawah tadah hujan dan bagaimana mengatasi kendala tersebut!
Jawab :
Melihat kondisi sekarang, Rendahnya produktivitas pada lahan STH pada tingkat petani karena belum diterapkannya teknik budidaya yang baik. Varietas yang ditanam umumnya masih varietas lokal atau varietas unggul lama, pengendalian gulma kurang intensif dan adanya gangguan hama penyakit. Pada pihak lain tingkat kesuburan tanahnya juga relatif rendah terutama yang menyangkut ketersediaan hara kalium.
Selain itu, fenomena El-nino yang sering terjadi hampir empat tahun sekali selalu mengancam sistem produksi padi dan ketahanan pangan nasional. Wilayah ekosistem sawah tadah hujan umumnya dipenghuni oleh petani miskin dengan infrastruktur yang terbatas. Teknologi yang dterapkan masih didominasi oleh teknologi tradisional sehingga produktivitasnya relatif rendah. Lahan STH juga dilaporkan telah mengalami degradasi kesuburan tanah. Strategi untuk memperbaiki produktivitas lahan STH adalah dengan melalui pendekatan model PTT (Pengelolaan Tanaman Terpadu), khususnya pada budidaya padi gogo rancah.
Cara mengatasi kendala tersebut :
1. Perbaikan aerasi tanah dengan penerapan irigasi berselang,
2. Penggunaan varietas unggul dan bibit tunggal,
3. Pemupukan berimbang berdasarkan status kesuburan tanah (PHSL),
4. Penamabahan bahan organik, dan
5. Penerapan pengendalian gulma terpadu.
6. Memperbaiki pola tanam dan pengolahan lahan yang efektif