Senin, 19 Juli 2010

Budidaya Timun dan Penanggulangan Terhadap Hama dan Penyakit Tumbuhan

Timun. Setiap mendengar nama tanaman ini, pasti dibenak kita terasa menyebut sebuah nama tanaman yang namanya melekat dihati rakyat dan cukup melegenda. Bahkan karena melegendanya, orang yang menyebut nama tanaman ini akan terbawa pada kenangan masa lalu, yakni teringat akan nasehat dan petuah-petuah orang tua ataupun nenek moyang. Hal ini dikarenakan, nama tanaman ini banyak dipakai untuk cerita rakyat dan dongeng-dongeng pengantar tidur anak-anak di Asia Tenggara.
Lain cerita dari negeri dongeng, di alam nyata, dulu begitu mendengar nama buah ini yang terlintas dibenak kita adalah buah yang ditanam merambat diatas para-para, bentuk buahnya memanjang, berduri lembut, cukup segar bila dimakan namun akan diakhiri dengan rasa pahit dibagian pangkal buahnya. Walaupun demikian, sejak jaman nenek moyang kita buah ini tetap sangat digemari, dan digunakan sebagai “lalapan”.
Bayangan timun dinegeri dongeng ataupun buah berduri yang berasa pahit diakhir memakannya adalah cerita masa lalu. Sekarang zaman sudah berubah, timun telah banyak mengalami perbaikan-perbaikan baik dalam hal rasa, warna maupun keaneka-ragaman bentuk. Rasa pahit itu, sudah tidak ada lagi. Sedang bentuknya juga semakin bermacam-macam, ada yang bulat lonjong panjang dan pendek. Warnanya juga bermacam-macam dari yang hijau hingga keputihan.
Dari sisi komoditi timun, trend pasar disetiap daerah juga berbeda-beda. Di sebagian daerah ada yang menyukai timun putih, ada juga yang lebih menyukai hijau. Demikian juga ada yang lebih menyukai yang pendek, namun ada juga yang panjang. Trend pasar inilah yang sering disebut sebagai Brand Image. Munculnya brand image pada konsumen ini, dipengaruhi banyak hal misalnya lingkungan, budaya, dan latar belakang masing-masing daerah.
Timun dibudidayakan dimana-mana, baik di ladang, halaman rumah atau di rumah kaca. Tanaman ini tidak tahan terhadap hujan yang terus menerus. Pertumbuhannya memerlukan kelembaban udara yang tinggi, tanah subur yang gembur dan mendapat sinar matahari penuh dengan drainage yang baik. Timun sebaiknya dirambatkan ke para-para dan tumbuh baik dari dataran rendah sampai 1.300 m dpl. Tanaman ini diduga berasal dari daerah pegunungan Himalaya di India Utara.
Timun merupakan tumbuhan yang menghasilkan buah yang dapat dimakan. Buahnya biasanya dipanen ketika belum masak benar untuk dijadikan sayuran atau penyegar, tergantung jenisnya. Timun dapat ditemukan di berbagai hidangan dari seluruh dunia dan memiliki kandungan air yang cukup banyak di dalamnya sehingga berfungsi menyejukkan. Potongan buah mentimun juga digunakan untuk membantu melembabkan wajah.
Habitus Timun berupa herba lemah melata atau setengah merambat dan merupakan tanaman semusim: setelah berbunga dan berbuah tanaman mati. Perbungaannya berumah satu (monoecious) dengan tipe bunga jantan dan bunga hermafrodit (banci). Bunga pertama yang dihasilkan, biasanya pada usia 4-5 minggu, adalah bunga jantan. Bunga-bunga selanjutnya adalah bunga banci apabila pertumbuhannya baik. Satu tumbuhan dapat menghasilkan 20 buah, namun dalam budidaya biasanya jumlah buah dibatasi untuk menghasilkan ukuran buah yang baik.
Buah berwarna hijau ketika muda dengan larik-larik putih kekuningan. Semakin buah masak warna luar buah berubah menjadi hijau pucat sampai putih. Bentuk buah memanjang seperti torpedo. Daging buahnya perkembangan dari bagian mesokarp, berwarna kuning pucat sampai jingga terang. Buah dipanen ketika masih setengah masak dan biji belum masak fisiologi. Buah yang masak biasanya mengering dan biji dipanen, warnanya hitam.
A. SISTEMATIKA
Tanaman Timun (Cucumis sativus L.)
Divisio : Magnoliophyta
Subdivio : Angiospermae
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Cucurbitales
Famili : Cucurbitaceae
Genus : Cucumis
Spesies : Cucumis sativus L.

B. BOTANI TANAMAN
a. Akar
Timun memiliki akar tunggang, akar cabang, serta akar serabut yang berwarna keputih-putihan yang menyebar ke semua arah hingga kedalaman 20-30 cm.
b. Batang
Timun berbatang basah, panjang 0,5-2,5 m.
c. Daun
Tanaman ini mempunyai sulur dahan berbentuk spiral yang keluar di sisi tangkai daun. . Daun tunggal, letak berseling, bertangkai panjang, bentuknya bulat telur lebar, bertaju 3-7, dengan pangkal berbentuk jantung, ujung runcing, tepi bergerigi. Panjang 7-18 cm, lebar 7-15 cm, warnanya hijau. setelah tua warnanya kuning kotor, panjang 10–30 cm, bagian pangkal berbintil, banyak mengandung cairan.
d. Bunga
Bunganya ada yang jantan berwarna putih kekuningan, dan bunga betina yang bentuknya seperti terompet.
e. Buah
Buah bulat panjang, tumbuh bergantung, warnanya hijau berlilin putih, setelah tua warnanya kuning kotor, panjang 10--30 cm, bagian pangkal berbintil, banyak mengandung cairan.
f. Biji
Bijinya banyak, bentuknya lonjong meruncingi pipih, warnanya putih kotor.
C. SYARAT TUMBUH
Untuk mendapatkan timun yang baik kita harus mengetahui syarat tumbuh yang diinginkan oleh timun. Adapun syaratnya sebagai berikut :
1. Tanah
• Tekstur : lempung
• Drainase : baik
• Kedalaman air tanah : 50 cm - 200 cm dari permukaan tanah
• Kedalaman perakaran : di atas 15 cm dari permukaan tanah
• Kemasaman (pH) : 5,5 - 6,8
• Kesuburan : tinggi
2. Iklim
Ketinggian tempat : 1 m - 1.000 m di atas permukaan laut
• Curah hujan tahunan : 800 mm - 1.000 mm/tahun
• Bulan basah (di atas 100 mm/bulan) : 5 bulan - 7 bulan
• Bulan kering (di bawah 60 mm/bulan) : 4 bulan - 6 bulan
• Suhu udara : 170 C - 230 C
• Kelembapan : sedang
• Penyinaran : sedang - tinggi
BUDIDAYA TANAMAN CABE
1. Pengolahan Tanah
• Pencangkulan tanah sedalam 30 cm lalu diratakan, dibuat bedengan ukuran 120 cm x (300 - 500) cm.
• Bersihkan lahan dari gulma, rumput atau pohon yang tidak diperlukan.
• Pada bedengan dibuat lubang dan diberi pupuk kandang 1 kg - 2 kg/lubang.
2. Penanaman
• Biji ditanam langsung ke dalam lubang tanam. Setiap lubang diberi 2 butir - 3 butir. • Jarak tanam 50 cm x 100 cm
• Sediakan turus untuk merambat timun.
3. Pemeliharaan
• Pemasangan ajir dapat dilakukan pada saat penanaman atau setelah tanaman setinggi 30 s/d 50 cm dan langsung diikat, panjang ajir + 1,5 m.
• Siangi pertanaman sebelum dilakukan pemupukan bila terdapat gulma.
• Penyiraman pagi dan sore hari.
• Tanaman yang rusak atau yang sudah mati dicabut dan segera disulam dengan tanaman yang baik.
• Daun yang terlalu banyak segera dipangkas.
4. Pengendalian Hama dan Penyakit
a. Hama
1). Oteng-oteng atau kutu kuya (Aulocophora similis Oliver)
Kumbang daun dengan berukuran 1 cm dengan sayap kuning polos.
Gejala : merusak dan memakan daging daun sehingga daun menjadi bolong.
Pengendalian : Natural BVR atau Pestona
2). Ulat Tanah (Agrotis ipsilon)
Ulat ini berwarna hitam dan menyerang tanaman terutama yang masih muda.
Gejala : Batang tanaman dipotong di sekitar leher akar.
3). Lalat Buah (Dacus cucurbitae Coq.)
Lalat dewasa berukuran 1-2 mm. Lalat menyerang timun muda untuk bertelur.
Gejala : Memakan daging buah sehingga buah abnormal atau membusuk.
Pengendalian : Natural Mentilat
4). Kutu Daun (Aphis gossypii Clover)
Kutu berukuran 1-2 mm, berwarna kuning atau kuning kemerahan atau hijau gelap sampai hitam.
Gejala : Menyerang pucuk tanaman sehingga daun keriput, keriting dan menggulung. Kutu ini juga penyebab virus.
Pengendalian : Natural BVR atau Pestona
b. Penyakit
1). Busuk Daun (Downy mildew)
Penyebab : Pseudoperonospora cubensis Berk et Curt. Menginfeksi kulit daun pada kelemababan udara tinggi, temperatur 16-22 ْC dan berembun atau berkabut.
Gejala : Daun bercak kuning dan berjamur, warna daun akan menjadi coklat dan busuk.
Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.
2). Penyakit Tepung (Powdery mildew)
Penyebab : Erysiphe cichoracearum. Berkembang jika tanah kering di musim kemarau dengan kelembaban tinggi.
Gejala : Permukaan daun dan batang muda ditutupi tepung putih, kemudian berubah menjadi kuning dan mengering.
Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.
3). Antraknose
Penyebab : Cendawan Colletotrichum lagenarium Pass.
Gejala : Bercak-bercak coklat pada daun.
Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.
4). Bercak Daun Bersudut
Penyebab : Cendawan Pseudomonas lachrymans. Menyebar pada saat musim hujan.
Gejala : Daun berbercak kecil kuning dan bersudut, pada serangan berat seluruh daun yang berbercak berubah menjadi coklat muda dan kelabu, mengering dan berlubang.
Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.
5). Virus
Penyebab : Cucumber Mosaic Virus (CMV), Potato Virus Mosaic (PVM), Tobacco Etch Virus (TEV), dll.
Gejala : Daun menjadi belang hijau tua dan hijau muda, daun berkerut, tepi daun menggulung, dan tanaman kerdil.
Pengendalian : Dengan mengendalikan serangga vektor dengan Natural BVR dan PESTONA, mengurangi kerusakan mekanis, mencabut tanaman sakit dan rotasi dengan famili bukan Cucurbitaceae.
6). Kudis (Scab)
Penyebab : Cendawan Cladosporium cucumerinum Ell.et.Arth. Terjadi pada buah timun muda.
Gejala : Ada bercak basah yang mengeluarkan cairan yang jika mengering akan seperti karet, bila menyerang buah tua akan terbentuk kudis yang bergabus.
Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.
7). Busuk Buah
Penyebab : Phytium aphinadermatum, Phitopthora sp., Rizhopus sp., Eriwinia carotovora.
Gejala : Phytium aphinadermatum : buah busuk dan basah jika ditekan buah pecah, Phitopthora sp. : bercak agak basah yang akan menjadi lunak dan berwarna coklat dan berkerut, Rizhopus sp. : bercak agak basah kulit buah lunak ditumbuhi jamur, buah mudah pecah, Eriwinia carotovora. : buah membusuk, hancur dan berbau busuk.
Pengendalian : Menghindari luka mekanis, penanganan pasca panen yang hati-hati, penyimpanan dalam wadah bersih dengan suhu 5-7 .C ْ Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.
5. Panen
a. Ciri dan Umur Panen
Buah timun muda lokal untuk sayuran, asinan atau acar umumnya dipetik 2-3 bulan setelah tanam.
b. Cara Panen
Buah dipanen di pagi hari sebelum jam 09.00 dengan cara memotong tangkai buah dengan pisau tajam.
c. Periode Panen
Timun sayur dipanen 5-10 hari sekaligus tergantung dari varietas dan ukuran/umur buah yang dikehendaki.
Nah bagi temen-temen yang mo budidaya timun silahkan deh!!!!
DAFTAR PUSTAKA

id.wikipedia.org/wiki/Mentimun
http://www.nganjukkab.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=167:wuku
http://forum.upi.edu/v3/index.php?topic=16875.0
http://www.tanindo.com/abdi12/hal0401.htm
Badriansyah (A-Bad Al-Furqaan)

7 komentar:

  1. semoga sukses pertanian indonesia

    BalasHapus
  2. assalamualaikum,,,wah baru baca judul y j dah menarik ni, tapi isinya ada yg sdikit aq tanya kok pada stiap pengendalian banik itu hama maupun penyakit kenapa anda memberikan saran utk mmakai natural GLIO klao tidak salah itu adalah salah satu pestisida yang bersifat hiperparasit mgk s'andainya anda mmberikan saran pada pengendalian dgn pengendalian hayati mala itu akan berdampak positif bagi pertanian masa depan ,,
    gmana para petani bisa dewasa dalam pemakaian pestisida bila mereka secara terus-menerus dihadapkan pada pestisida mungkin jika anda lebih mnyarankan utk pemakaian pengendalian hayati maka bakalan berkurang yang namanya bayi cacat mental,penyakit kanker dll sbagai akibat pemakaiana pestisida,,,mgk Qt jg bisa belajar sedikit pada negara2 eropa yg sdh sjak dulu menghentikan pemakaian pestisida jangan mau dibodohi oleh mereka ,,mgk sdikit Qt berpikir kenapa ya negara2 eropa itu mmproduksi pestisida tetapi mereka mala tidak memakaiannya ya karena mereka udah tahu akibat dari pemakaian tersebut justru Qt yg bodoh mala memberi mereka uang ,,
    udah saatnya Qt lepas yg namanya pestisida, udah saatnya hasil pertanian Qt dihargai jauh lbh tinggi ya dgn cr menghentikan peredaran pestisida salah satunya,,Tetap semangat mjadi jembatan antara petani & konsumen,,walaikumsalam,,(^_^)

    BalasHapus
  3. he..hee ini pasti ustaza dokter tumbuhan,,nah u/ pngendalian sana lbh cpat n akurat pakai cr kimiawi yaitu pestisida cz klo u/ hayati kmungkinan bsar pd tanaman timun lamban bs2 krugian bsar akn dderita petani timun...maklum qt hrus lhat bsar mana skala produksi input mopn output, klo dngan hayati lbh efisien qt pake hayati, tp klo kimiawi sesuai kadar n malah lbh sdkit biaya produksiny make kimiawi dak jd mslh!!Amiin!!!jngn skiti tumbuhan y buk dokter!!!("_")

    BalasHapus
  4. Assalamualaikum, akhi...
    Nice info ni, berguna sekali....
    Semoga bemanfaat bagi orang banyak....

    BalasHapus
  5. wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh,akhi...sama2 msh btuh bnyak perbaikan!!

    BalasHapus
  6. bagus bagus, boleh copy ke blog q e
    http://pagaralamese.blogspot.com

    BalasHapus